­

HUTAN HUJAN TROPIS ITULAH IBU KOTAKU

by - Agustus 19, 2019



Punya Ibu kota idaman jadi impian semua masyarakat Indonesia, tak terkecuali anak muda. Sebagai generasi muda, ada sejuta harapan baru di kota baru nantinya. Melihat kondisi pelik saat ini, seakan sudah saatnya pusat pemerintahan bisa terpisah dengan pusat ekonomi. Kini Jakarta dan sejumlah daerah di sekitarnya sudah mencapai titik jenuh.

Permasalahan klasik dari bencana alam, bencana sosial, hingga gejolak politik yang tidak ada habisnya setiap saat terjadi.  Pemindahan ibu kota adalah jalan terbaik mengakhiri derita Jakarta yang makin kronis, membangun kembali peradaban baru di lokasi baru. Sebagai negara yang punya iklim tropis, Ibu kota baru harus punya banyak Ruang Terbuka Hijau di setiap sudut kota.

Lokasinya berada di tengah Indonesia, Kalimantan sudah dipastikan ibu kota baru selanjutnya. Meskipun jauh dari laut , bukan berarti mengurangi nilai negara kita sebagai negara maritim. Faktor ada banyak lokasi patahan gempa yang tersebar di dekat perairan Indonesia jadi alasan ibu kota harus jauh dari bencana tersebut.


Selain itu menjaga hutan Kalimantan tetap aman dari kebakaran hutan dan penyelundupan satwa liar. Peran pemerintah dan masyarakat yang besar akan membuat aksi kejahatan pada hutan bisa berkurang. Sekaligus memperkenalkan Indonesia dekat Jakarta sebagai pusat bisnis dengan unsur maritim dan ibu kota baru sebagai pusat pemerintahan dengan unsur forest sebagai daya tarik di dalamnya.

Keduanya akan punya keunikan tersendiri, bila Jakarta begitu identik dengan tempat perbelanjaan dan nongkrong. Harapan ibu kota baru nantinya akan memiliki wisata hiburan khas alam. Mulai dari lokasinya dengan cagar alam, konservasi berbagai hewan seperti orang utan hingga wisata alam. Sehingga masyarakat ibu kota bisa menghargai alam sekaligus menjaga tetap hutan di Kalimantan.

Beberapa waktu lalu ada sejumlah lokasi yang akan dipilih bahkan dikunjung langsung oleh Presiden Jokowi. Sejumlah Provinsi yang mengajukan diri di antaranya: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat. Letak lokasi tersebar dari Gunung Mas, Katingan, Palangkaraya, Kutai Kartanegara (Bukit Soeharto), dan Penajam Paser Utama.

Nama wilayah tersebut sangat jelas menggambarkan ibu kota berkonsep Forest City. Makin kuat karena Kalimantan terkenal dengan hutan hujan tropis dan beragam satwa endemik dan dilindungi hidup bebas di dalamnya. Pemerintah menargetkan skema pembangunan menjadi empat tahapan meliputi:

Tahun 2021 – 2024 (Kawasan inti 2,000 Ha), eksekutif dan yudikatif, legislatif, dan kompleks istana negara. Tahun 2025 – 2029 (Kawasan 40.000 Ha), Kawasan pengembangan properti yang meliputi: perumahan PNS, Polri, fasilitas pendidikan, kesehatan hingga universitas, sains dan teknis, fasilitas olahraga, pusat riset dan pangkalan militer.

Tahun 2030 -2045 (200.000 Ha), perluasan tahap pertama meliputi taman nasional, konservasi orang utan, hingga kawasan tinggal non-PNS. Tahun 2046 – seterusnya (> 200.000Ha), pengembangan provinsi sekitarnya.

Ada sejumlah negara yang menggunakan konsep Forest City dalam bisa menjadi preferensi untuk ibu kota baru yaitu Niteroi, Rio De Janeiro, Brazil, punya area 13.392 hektar dengan populasi 500 ribu jiwa. RTH seluas 7.495 hektar dengan rata-rata setiap penduduk mendapatkan sebesar 150 meter persegi.

Kemudian ada Phoenix, Arizona USA punya luas 134.420 hektar dengan populasi 1,6 juta jiwa. Luas RTH 16.252 hektar dengan rata-rata penduduk mendapatkan 100 meter persegi. Brussel, Belgia, punya 16.140 hektar yang mencakup 1,2 juta penduduk. Serta RTH 8.554 hektar dengan rata-rata setiap orang mendapatkan 72, 5 meter persegi.
Setiap bangunan dari pemerintah akan dibangun konsep eco-green building, ramah lingkungan dan lebih banyak memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan. Serta akan lebih banyak panel surya dalam sistem pencahayaan kota. Energi besar yang dihasilkan di Kalimantan datang dari PLTA dan proses disalurkan melalui kabel bawah tanah. Tak lagi mengandalkan tiang listrik yang membuat kota semrawut.

Para penghuni ibu kota adalah orang pilihan khususnya kebijakannya dalam kemajuan bangsa. Urusan transportasi pun berubah, dari dulunya rela macet-macetan berubah jadi menggilai kendaraan umum dan kendaraan bebas emisi buangan karbon. Hal terpenting adalah punya transportasi masal yang terkoneksi pada setiap tempat.

Masyarakat akan terbiasa menggunakan kendaraan umum dan memarkirkan kendaraannya di rumah. Selain itu uji emisi kendaraan bermotor harus diperketat, berganti dengan kendaraan listrik yang digunakan oleh pemerintah.. Selain menurunkan emisi kendaraan. masyarakat pun didorong atau bahkan mendapatkan subsidi andai membeli mobil listrik. Setiap sudut kota akan mudah ditemukan power station untuk pengisian daya kendaraan.
Harapan terakhir adalah proses pengolahan sampah dan limbah modern. Masalah utama banjir dan pencemaran air yang terjadi di Jakarta adalah karena buangan sampah dan limbah. Inilah yang kami harapkan nanti di ibu kota baru nantinya punya proses pengolahan limbah yang dihasilkan. Sehingga tidak sampah merusak perairan sungai atau sumber air lainnya. Kesadaran pada masyarakat juga harus dibentuk untuk mengurangi penggunaan bahan baku plastik. Bukan hanya penekanan pengolahan limbah saja tapi juga membina masyarakat dalam jumlah konsumsi plastik hariannya.

Ibu kota baru dan sejuta harapan di dalamnya, proses panjang ini layak ditunggu. Sejuta harapan dan masalah sebelumnya bisa teratasi. Sekaligus menggambarkan Indonesia sebagai bangsa yang besar, kaya akan hasil alam. Kini melalui ibu kota baru masyarakat hidup di dekat alam dan hasil berlimpah di dalamnya. Semoga segenap harapan yang terpatri di atas bisa wujud di ibu kota baru kelak.



You May Also Like

0 komentar