LIKA - LIKU SEBUAH NAMA
Namanya siapa?
Nidya
Hah ? siapa?
Situasi diatas selalu saya hadapi
saat pertama berkenalan dengan orang. Saya harus menggulang nama saya hingga
beberapa kali agar lawan bicara saya bisa menyebut nama saya. Tetapi biasanya
tak langsung benar, mereka akan menyebut nama saya Nadya atau Lidya, sehingga
saya pun harus menggulangnya kembali.
Tak hanya nama depan, nama
belakang pun mengalami hal serupa. Nama belakang saya adalah Tatsara, harusnya
dibaca Tasara (huruf s seperti huruf Ts)
tetapi orang – orang selalu mengucapkan Tat-sara (menekannya pada huruf t). Karena hal itulah saya biasanya menulis
nama saya menjadi Ta Tsa Ra seperti judul blog ini.
Nama yang tercantum di ijazah SD,
SMP, SMA dan S1 (segera menyusul) saya bukanlah nama pertama. Saya harus melalui
4 kali fase perubahan untuk sampai pada nama Nidya Tatsara. Nama yang harusnya
adalah hadiah pertama dari orang tua tak berlaku bagi saya. Alasan nama saya
berganti adalah orang tua saya menganggap nama sebelumnya tidak cocok bagi saya
sehingga saya sering sakit, yaa alasan klasik yang sampai saat ini masih
dipercaya para orang tua.
Tak ada arti khusus dari nama
saya, hanya penggabungan nama kedua orang tua saya dan kumpulan huruf yang
dibentuk menjadi sebuah nama. Walaupun nama saya tidak memiliki arti tetapi dibalik
nama saya ada harapan orang tua saya.
Perkara lain dari nama saya
adalah susah diingat. Teman – teman yang tidak terlalu dekat dengan saya, guru,
dosen bahkan saudara saya sendiri lupa dengan nama saya.
Meskipun, saya harus menghadapi
sejarah panjang soal nama dan sampai saat ini masih sering menghadapi orang
yang salah menyebutnya atau harus menggulang – ulang nama tersebut, but it’s okay saya sudah terbiasa
melakukannya. Saya senang dengan nama saya yang tidak familiar.
0 komentar